Beberapa hal kini berubah pelahan.Begitu juga malam, kini menghadirkan aroma segar yang tak semua orang bisa menciumnya. Tidak juga aku, ataupun kamu, tetapi kita. Malam selalu bersukarela meminjamkan warnanya untuk menutupi kesalahan yang tidak sengaja maupun yang tak jarang dengan sengaja diperbuat, dan kamu, aku, selalu memaafkan. Malam juga meminjamkan aromanya untuk kita bergelut dengan kemelut dunia fana yang bahkan tidak seorangpun akan mengetahuinya, kecuali kita, dan Sang Pencipta.
Kilometer yang terbentang kini menjadi putih.Memisahkan raga kita masing masing dalam tempat yang berbeda, menahan setiap kemelut batin pun setiap kerinduan yang kadang terasa begitu menusuk.Dan membuat kita belajar menata kembali rindu yang sering berantakan, sekaligus mulai menyusun puzle masa depan yang tak pasti dengan rumus pelahan tapi pasti.
Ketika nanti di separuh perjalanan kau atau aku mulai bosan, muak, dan sebagainya.Ingat puzle yang bersama sama kita susun, hampir menunjukkan lukisan yang selama ini ingin kita lihat bersama sama. Puzle yang tak akan pernah dilihat oleh siapapun kecuali kita.Hanya kita.Aku dan Kamu.
MM