Sering malu karna sujud, hanya bila tertekan, duhai gadis yang mengaku-ngaku dewasa. Konon kebal membeku, dididihkan pun tak mampu, ini dia si jago pemalu, Bila kau pikir aku sekuat itu,Dua empat tujuh aku bahagia.Kau salah kawan,ku dilindungi dendangan, Ini musikku dia pagar jarak pandangmu (Tulus~Bunga Tidur)

Sabtu, 22 Desember 2012

Setitik Embun

Minggu, 23 Des 2012
9:39 am

kehidupan terus mengalir hingga saat ini, menyisakan banyak kenangan tentang peristiwa, kenangan tentang rasa dan kenangan tentang seseorang. ketiga kenangan yang tak terpisahkan, karena dimana ada peristiwa selalu ada rasa begitu pula seseorang. dan aku tak akan pernah berhenti dan mengakhiri, karena hidup ini begitu berarti

Angin pagi ini terlalu cepat membelai rambutku, membuat ku bangun lebih awal dari biasanya. menggigil, tubuhku yang telah terbungkus selimut masih juga merasakan dingin. dalam mata yang masih terpejam, terlintas bayangan tentang mimpi semalam, lalu tersungging senyum tipis sangat indah. bukan karena aku memimpikan pangeran impianku, tapi karena aku bermimpi tentang seseorang, entah siapa dia yang tiba tiba memasuki lorong mimpiku dan membuatku lebih bahagia daripada memimpikan seseorang inpianku itu.
waktu masih menunjukkan pukul 3.00 am, aku kembali memejamkan mata dan berharap melanjutkan mimpi indah itu dan berharap menjadi lebih indah dari sebelumnya.

***

matahari telah bersinar sangat terang, entah ini pukul berapa,dan mataku masih enggan untuk terbuka. tapi sial saja pukul 9.00 am alarmku berbunyi tanpa aturan, mengingatkan bahwa pagi ini aku ada janji dengan seorang teman, Leo namanya. teman yang selama ini aku sukai, dan perasaan ini tertahan karena kita beda. entahlah

pagi ini adalah giliranku menjemput Leo untuk pergi bersama, ah tapi apa itu juga masih disebut giliran ketika aku mendapat jatah lebih banyak darinya? sial 
           "hari ini kemana Le?"
"danau, Ree, biar kayak film heart ituuuu, haha. lo pasti suka"
" yuk cuss ...."
 sesaat sampai di danau..
"Ree, ayooo renaaang.hahaha"
"mampus. lo aja deh"
"yaudah kalo lo gamau .."
dan...
"BYUUUUURRRRR"

dalam hitungan kurang dari 10, Leo berhasil membuat tubuhku mencicipi dinginnya air danau pagi itu  sialan memang Leo.
"itu tuh akibatnya lo gamau nurut sama perintah guee"
"hahaha, eh keterlaluan loo. gabisa lo juga harus rasain iniii!! " sambil menarik lengan Leo dan byuuuuuuur 
setelah bermain main dengan air, kami menepi di bibir danau, duduk diantara pepohonan yang mulai tersapu hangatnya sinar matahari.
"Ree,"
"ya?"
"aku..."
"kenapa?"
"aku suka..."
"ya.. aku suka? "
"aku suka danau ,"
 "ooh,, "  
ada sesuatu yang dipendam Leo, tiba tiba dia tak seperti biasanya, terdiam dan lesu.
 "Ree, maaf jika ini menyakitimu"
"kenapa harus menyakitiku?"
"karena aku tidak pernah jujur padamu"
"apa kau bercanda Leo?"
"mana mungkin aku bercanda untuk hal yang menyangkut perasaanku"
aku terdiam dan dia melanjutkan perkataannya
"sejujurnya, selama ini aku menyukaimu, dan menunggu nunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya, aku kira kita akan selalu bisa bersama, tetapi aku salah"
hatiku bergetar mendengar ucapannya, mata dan kupingku terasa panas, ingin rasanya berteriak, menangis, bingung.semuanya berampur menjadi satu, karena selama ini dia memiliki rasa yang sama sepertiku, tapi ..
"maksudnya kamu salah?" tanyaku
"karena ibu bilang kita beda. dan kita tahu itu."
hening menusuk jantungku, bagaimanapun aku dan Leo beda. aku muslim, dan tidak untuk Leo. aku tahu ini dilarang dalam agamaku, tapi selama aku hidup, selama itu pula harapan itu ada. harapan untuk menjadi seiman, dan Leo menjadi imam yang baik kelak. tapi aku tahu tidak itu tidak fair, cinta itu tidak ada paksaan.
"Ree,tenanglah, yakinlah bahwa Tuhan mempertemukan kita bukan tanpa alasan, dan kau adalah pelajaran terbaikku agar aku menjadi lebih baik kelak."
aku hanya tersenyum tipis, menahan rasa sakit yang terus terusan menusuk jantungku.
 "mungkin ini alasan mengapa ada cinta yang tak harus bersama" kataku lirih
lalu kami berdua tersenyum dan berusaha ikhlas dalam IMAN. Bagaimanapun juga kita beda. dan terimakasih untuk setiap detik kenangan yang kau beri Leo, kenangan tentang peristiwa, kenangan tentang rasa dan kenangan tentangmu,  begitu berarti. dan tentang mimpi semalam, ternyata mimpi itu menyampaikan sebuah pesan, bahwa Leo bukan untukku, aku yakin pasti ada seseorang yang akan lebih aku cintai setelah Leo. seperti seorang dalam mimpiku semalam, entah siapa dia.